Senin, 04 Juli 2011

JANGAN GENGSI MENGUCAPKAN KATA " MAAF"

Bahasa Arab memiliki sejumlah kata yang representatif untuk kata maaf. Kata Arab al-’afw yang lazim digunakan untuk permintaan maaf, secara harafiah bermakna ‘menghapus’ dan ‘melupakan’. Jika anda menggunakan kata al-’afw ini, maka tersirat dalam pikiran anda keinginan untuk menghapus luka atau kecewa dihati karena pernah disakiti, misalnya. Pada tahap ini anda baru sampai pada tahap yang pasif. Anda baru menhan gejolak hati anda atas apa yang anda alami, maaf anda baru sampai pada menghapus tulisan, tetapi masih meninggalkan bekas hapusan.
Lebih tinggi dari kata itu adalah kata al-shafth yang secara harafiah  berarti kelapangan dada. Jika sikap maaf anda sudah sampai pada tingkat “kelapangan dada”, maka ibarat kertas, anda tidak lagi sekedar menghapus tulisan, tetapi anda membuka lembaran baru yang lebih luas dan lapang untuk ditulisi. Anda memandang jauh kedepan, membuka pikiran dan mata hati anda untuk sesuatu yang baru yang akan terjadi.
Dari kata ini terbentuk kata lain, seperti shafhah (‘lembaran’) dan mushafahah (‘ berjabat tangan’). Alangkah baiknya jika dua orang yang bermaafan itu berjabat tangan sebagai tanda memulai hubungan yang baru. Namun, jika berjauhan atau susah untuk bersua, SMS bisa jadi alternatif.

Mulut kadang salah berucap, hati kadang salah menduga, tingkah mungkin kurang berkenan. Mohon          dibukakan pintu maaf agar kami dapat menjemput berkah Ramadhan”.
Tatkala seseorang meminta maaf, itu artinya dia sudah melewati tahap tersulit dalam dirinya, yakni menaklukkan ego, rasa tinggi hati, sifat dendam yang merusak diri dan kesempitan berpikir yang merampas kejernihan pikiran. Ketika kulit otak kita (pusat rasionalitas manusia) berhasil mengontrol sistim limbik (pusat emosi manusia), ketika itu kita dapat hidup secara baik.
Hanya mereka yang penuh kelapangan dada bakal hidup dalam ketenangan yang tiada terkira.
MAAF, MEN !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar