Senin, 02 Januari 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM


PENGKAJIAN

1.   Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

2.  Tanda dan Gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:
a.  Waham kebesaran
      Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan  
      berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
      Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya
                     punya tambang emas”
b.   Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha    merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
      Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
                    saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”
c.       Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian 
                putih setiap hari”
d.      Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
               ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan
               bahwa ia terserang kanker.

e.       Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
“Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”

1.      Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
2.      Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3.      Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4.      Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5.      Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6.      Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
7.      Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya.
 Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan:
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
                        

TINDAKAN KEPERAWATAN
1.      Tindakan keperawatan untuk pasien
  a.      Tujuan
1)            Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2)            Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3)            Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4)            Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b.Tindakan
1)            Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a). Mengucapkan salam terapeutik
b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
2)            Bantu orientasi realita
a)      Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b)      Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c)      Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d)     Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya
e)      Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
3)      Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4)       Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan        emosional pasien
5)      Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6)      Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7)      Berdiskusi tentang obat yang diminum
8)      Melatih minum obat yang benar

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan  pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI:
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti,  saya yang akan merawat abang hari ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?”
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”

KERJA:
Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”
 “Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”
 “O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”

TERMINASI

Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?”
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam  lagi?”
”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya

ORIENTASI

“Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
“Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
 KERJA
“Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley seperti itu  lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?”
“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik  itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu bang B mau bermain volley?”
“Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?”

 TERMINASI

“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan abang?”
“Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?”
 “Besok kita ketemu lagi ya bang?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju?”

SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamualaikum bang B.”
“Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali” 
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang bang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”
“Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
 KERJA
 “Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,   tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye  namanya CPZ gunanya agar tenang,  yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang  merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7  malam”.
 “Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering,  untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak minum  dan mengisap-isap  es batu”.
 “Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.
 TERMINASI
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap
  tentang obat yang bang B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!”
“bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?”
“Sampai besok.”